Senin, 11 Desember 2017

Sikap dan Perilaku Sosial



Makalah Tugas BK Sosial
Sikap dan Perilaku Sosial



Dosen Pengampu : Cici Yulia, M.Pd

Kelompok 9
Disusun Oleh :
1.     Muhammad Iqbal                               (1601015010)
2.     Lulu Sekar Ayu                                 (1601015034)
3.     Dwi Putri Wulandari                          (1601015046)



PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2017


KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan ni’mat beliaulah kita bisa merasakan manis dan pahitnya hidup dan dengan ni’mat itu pula kita bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Sosial ini dengan baik dan lancar.
Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad. Mudah–mudahan tetap terhaturkan kepada Nabi Muhammad SAW karena atas perjuangan beliaulah yang telah membawa kita dari jalan kebodohan menuju jalan kecerdasan sehingga kita dapat menyelesaikan dengan beberapa ilmu pengetahuan.
Penulisan makalah ini adalah salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas BK Sosial. Dan selanjutnya kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami mengharap saran dan kritik yang membangun dalam memperbaiki tugas ini, dan mudah–mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.


                                               
                                                                                                Penulis
                                                                                       12 Desember 2017






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PEMBUKAAN ..................................................................................... 1
A.    Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C.     Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A.    Konsep Dasar Sikap Sosial .................................................................... 3
1.      Pengertian Sikap Sosial .................................................................... 3
2.      Ciri-ciri Sikap ................................................................................... 4
3.      Fungsi Sikap ..................................................................................... 5
4.      Komponen Sikap .............................................................................. 6
5.      Tingkatan Sikap ............................................................................... 7
B.     Sikap Individu dan Sikap Sosial ............................................................ 8
1.      Sikap Individual ............................................................................... 8
2.      Sikap Sosial ...................................................................................... 9
C.     Pembentukan dan Perubahan Sikap ....................................................... 12
1.      Pembentukan Sikap .......................................................................... 12
2.      Perubahan Sikap ............................................................................... 12
3.      Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sikap ........................................ 13
D.    Konsep Dasar Perilaku Sosial ................................................................ 14
1.      Pengertian Perilaku Sosial ................................................................ 14
2.      Faktor – Faktor Pembentukan Perilaku Sosial ................................. 15
E.     Bentuk dan Macam-Macam Perilaku Sosial .......................................... 16
1.      Perilaku Tertutup dan Terbuka ......................................................... 16
2.      Perilaku Reflektif dan  Non Reflektif ............................................. 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 18
A.    Kesimpulan ............................................................................................ 18
B.     Saran ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.
Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial. Pembentukan perialku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Sikap Sosial ?
2.      Apa yang dimaksud dengaan Sikap Individu dan Sikap Sosial ?
3.      Apa yang dimaksud dengan Pembentukan dan Perubahan Sikap ?
4.      Apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Perilaku Sosial ?
5.      Apa yang dimaksud dengan Bentuk dan Macam-Macam Perilaku Sosial ?

C.    Tujuan
1.      Untuk meengetahui apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Sikap Sosial.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sikap Individu dan Sikap Sosial.
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembentukan dan Perubahan Sikap.
4.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Perilaku Sosial.
5.      Untum mengetahui apa yang dimaksud dengan Bentuk dan Macam-Macam Perilaku Sosial.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Sikap Sosial
1.      Pengertian Sikap Sosial
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut attitude, sedangkan istilah attitude berasal dari bahasa Latin,  yaitu aptus yang berarti keadaan siap secara mental,  yang bersifat melakukan kegiatan. Triandis mendefinisikan sikap sebagai “an attitude ia an idea charged with emoticon which  predis a class of actions to aparcitular class of social situation” .
Rumusan diatas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek disertai dengan perasaan positif atau negative.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kesiapan yang senantiasa cenderung berperilaku atau bereaksi dengan cara tertentu jika dihadapkan dengan suatu masalah atau objek. Oleh karena itu, banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespons dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan social.
Howard dan Kendler (1974) memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, positif atau negatif terhadap berbagai keadaan sosial, seperti institusi, pribadi, situasi, ide, konsep, dan sebagainya.
Sarlito Wirawan mendefinisikan sikap sebagai kesiapan pada seseorang untuk bertindak terhadap hal-hal tertentu.
Mayor Polak berpendapat bahwa sikap adalah tendensi atau kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi tertentu.
Menurut W.A. Gerungan, attitude lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.
Dalam Kamus Psikologi, sikap diartikan sebagai kecenderungan untuk memberi respons, baik positif maupun negatif terhadap orang, benda, atau situasi tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, sikap adalah kesadaran individu untuk bertindak dalam menanggapi objek dan terbentuk berdasarkan pengalaman. Adapun sosial merupakan sesuatu yang berkenaan dengan hubungan antarorang atau kelompok ataupun berkenaan dengan pengaruh orang atau kelompok antara satu sama lain. Jadi, sikap sosial adalah kesadaran individu untuk bertindak secara nyata dan berulang-ulang terhadap objek sosial berdasarkan pengalamannya. Dalam pengertian lain, sikap adalah perbuatan sebagai reaksi terhadap suatu rangsangan yang disertai dengan pendirian perasaan seseorang.
Menurut Thomas, sikap seseorang selalu diarahkan terhadap suatu hal atau objek tertentu. Misalnya, sikap oragtua terhadap anak; sikap anak terhadap guru; sikap masyarakat terhadap sekolah, dan masih banyak contoh lainnya.
2.      Ciri-ciri Sikap
Sikap merupakan factor yang ada pada diri manusia yang dapat mendorong atau menimbulkan perilaku tertentu. Sekalipun demikian, sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong lain yang ada dalam diri manusia. Menurut Bimo Walgito (1994), ada beberapa ciri dari sikap, yaitu sebagai berikut:
a.       Selalu menggambarkan antara subjek dan objek. Objek dapat berupa benda, orang, ideology, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat, dan sebagainya;
b.      Tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan;
c.       Karena dapat dipelajari, sikap dapat berubah-ubah (meskipun untuk mengubahnya relatif sulit);
d.      Tidak akan hilang meskipun kebutuhan sudah terpenuhi;
e.       Tidak hanya satu macam, tetapi sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi perhatian subjek;
f.       Ada faktor motivasi dan perasaan yang membedakannya dengan pengetahuan.
3.      Fungsi Sikap
Fungsi (tugas) sikap menurut Abu Ahmadi, dapat dibagi menjadi empat golongan berikut:
a.       Penyesuaian Diri
Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Sikap merupakan sesuatu yang bersifat communicable, artinya mudah menjalar sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Oleh karena itu, suatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama ditandai oleh sikap anggotanya yang sama terhadap suatu objek. Dengan demikian, sikap dapat menjadi rantai penghubung antara seseorang dengan kelompoknya atau dengan kelompok yang lain.
b.      Pengatur Tingkah Penyesuaian
Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. Kita mengetahui bahwa tingkah laku anak kecil dan hewan pada umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara perangsang dan reaksi tidak ada pertimbangan, tetapi pada umumnya tidak diberi reaksi secara spontan. Akan tetapi, terdapat proses secara sadar untuk menilai perangsang itu.
c.       Alat Pengatur Pengalaman
Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman. Dalam hl ini perlu dikemukakan bahwa sikap manusia dalm menerima pengalaman dan dunia luar tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih hal-hal yang perlu dan yang tidak perlu dilayani. Jadi, manusia setiap saat mengadakan  pilihan dan tidak semua perangsang dapat dilayani.
d.      Pernyataan Kepribadian
Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan kepribadian seseorang. Hal ini dikarenakan sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu, dengan melihat sikap pada objek-objek  tertentu, sedikit  banyak orang dapat mengetahui pribadi seseorang tersebut.

4.      Komponen Sikap
Tiap-tiap sikap, menurut Abu Ahmadi mempunyai tiga aspek berikut :
a.       Aspek Kognitif, berkaitan dengan gejala mengenai pikiran. Aspek ini berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu. Aspek ini berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berkaitan dengan objek.  
b.      Aspek Afektif, berwujud proses yang berkaitan dengan perasaan tertentu, seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipasti, dan sebagainya yang ditujukan pada objek-objek tertentu.
c.       Aspek Konatif, berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuat suatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri, dan sebagainya.
Stephen P. Robbins memandang sikap sebagai pernyataan evaluative, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang tentang sesuatu.
Para peneliti berasumsi bahwa sikap mempunyai tiga komponen, yaitu sebagai berikut :
a.       Keyakinan bahwa diskriminasi itu salah merupakan sebuah pernyataan evaluasi. Opini semacam ini merupakan komponen 0kognitif (cognitive component) dari sikap komponen afektifnya (affective component).
b.      Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan, seperti “saya tidak menyukai karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas”. Komponen perilaku (behaviora component) dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Jadi, “saya mungkin memilih untuk menghindari A dikarenakan perasaan saya tentangnya”.
c.       Pandangan bahwa sikap terdiri atas tiga komponen, kesadaran, perasaan, dan perilaku, sangat bermanfaat dalam memahami kerumitan hal ini dan hubungan potensional antara sikap dan perilaku. Dalam hal ini komponen-komponen ini sangat berkaitan.
Dalam banyak cara, kesadaran dan perasaan tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, ketika kita menyimpulkan bahwa seseorang baru memperlakukan diri kita dengan tidak adil, kemungkinan besar kita mempunyai perasaan tentang hal itu yang muncul pada saat itu bersamaan dengan pemikiran tersebut? Jadi, kesadaran dan perasaan saling berkaitan.
5.      Tingkatan Sikap
Sikap terdiri atas berbagai tingkatan berikut (Soekidjo Notoatmojo, 1996).
a.       Menerima (receiving), bahwa orang (subjek) mana dan memerhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b.      Merespons (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya. Mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap karena dengan usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, dengan memberi respons berarti orang itu menerima ide tersebut.
c.       Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah.
d.      Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan risikonya.
B.     Sikap Individu dan Sikap Sosial
1.      Sikap Individual
Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. “Perbedaan” dalam “perbedaan individual” menurut Landgren (1980), berkaitan dengan variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Sikap individu hanya dimiliki secara individual seorang demi seorang. Objeknyapun bukan merupakan objek sosial. Misalnya, sikap yang berupa kesenangan atas salah satu jenis makanan atau salah satu jenis tumbuh-tumbuhan. Di samping pembagian atas sosial dan individual, sikap dapat pula dibedakan menjadi:
a.       Sikap positif, menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di tempat individu itu berada;
b.      Sikap negatif, menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui norma-norma yang berlaku di tempat individu itu berada.
Sikap positif atau negatif tentu berhubungan dengan norma. Orang tidak akan mengetahui sikap seseorang itu positif atau negatif tanpa mengetahui norma yang berlaku. Tiap-tiap kelompok atau kesatuan sosial memiliki norma sendiri-sendiri yang mungkin saling berbeda atau bahkan bertentangan. Sikap yang diperlihatkan oleh individu dalam kelompok A yang dianggap atau dinilai sebagai sikap negatif, belum tentu dinilai anggota kelompok B juga dinilai sebagai sikap negatif.
2.      Sikap Sosial
a.       Makna Sikap Sosial
Sikap sosial tidak hanya dinyatakan oleh seorang, tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (objeknya banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang. Misalnya, sikap berkabung seluruh anggota kelompok karena meninggalnya seorang rekan.
Dengan demikian, yang menandai adanya sikap sosial adalah:
1)      Subjek orang-orang dalam kelompoknya;
2)      Objek-objeknya sekelompok, objeknya sosial;
3)      Dinyatakan berulang-ulang.
b.      Bentuk-bentuk Sikap Sosial
Setiap orang bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan perkembangan masing-masing individu tersebut. Dengan demikian, setiap orang harus mampu berinteraksi dan memiliki kepedulian terhadap orang lain.
Adapun bentuk-bentuk sikap sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)      Sikap positif
Dalam buku Interaksi Sosial dijelaskan bahwa bentuk sikap sosial yang positif seseorang. Selanjutnya dalam buku Metodologi Ilmu Pengetahuan Sosial dijelaskan bahwa sikap sosial dapat dilihat dari adanya kerja sama, sikap tenggang rasa dan solidaritas.
Kedua pendapat tersebut tidak memiliki perbedaan yang mendasar bahwa yang termasuk dalam bentuk sikap sosial adalah aspek kerja sama, solidaritas, dan tenggang rasa. Berikut ini dijelaskan secara singkat dari bentuk sikap sosial tersebut.
a)      Aspek Kerja Sama
Kerja sama merupakan suatu hubungn saling membantu dari orang-orang atau kelompok orang dalam mencapai suatu tujuan. Abu Ahmadi menjelaskan bahwa kerja sama merupakan kecenderungan untuk bertindak dalam kegiatan kerja bersama-sama menuju suatu tujuan.
Dengan demikian, sikap kerja sama merupakan kecenderungan untuk bertindak dalam kegiatan kerja sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Ciri-ciri orang yang mampu bekerja sama dengan orang lain adalah berperan dalam berbagai kegiatan gotong royong, tidak membiarkan teman atau keluarga mengalami suatu masalah secara sendiri, dan bersikap mengutamakan hidup bersama, berdiri bersama tinggi, dan duduk sama rendah.
b)      Aspek Solidaritas
Solidaritas artinya ada kecenderungan seseorang dalam melihat ataupun memerhatikan keadaan orang lain. Menurut Gerungan, solidaritas dapat diartikan sebagai kecenderungan dalam bertindak terhadap seseorang yang mengalami suatu masalah dengan cara memerhatikan keadaan orang tersebut. Dengan demikian, solidaritas merupakan salah satu bentuk sikap sosial yang dapat dilakukan seseorang dalam melihat ataupun memerhatikan orang lain, terutama seseorang yang mengalami suatu masalah.
c)      Aspek Tenggang Rasa
Tenggang rasa adalah menjaga perasaan orang lain dalam aktivitasnya sehari-hari. Sikap tenggang rasa dapat dilihat dari adanya saling menghargai satu sama lain, menghindari sikap masa bodoh, tidak mengganggu orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain, dalam bertutur kata tidak menyinggung perasaan orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain dalam pergaulan, dan sebagainya.
Dengan demikian, tenggang rasa merupakan perwujudan sikap dan perilaku seseorang dalam menjaga, menghargai, dan menghormati orang lain.
2)      Sikap Negatif
Bentuk sikap sosial seseorang yang negatif adalah sebagai berikut.
a)      Egoisme, yaitu bentuk sikap seseorang yang merasa dirinya paling unggul dalam segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu menjadi pesainganya.
b)      Prasangka sosial adalah sikap negative yang diperlihatkan oleh individu atau kelompok terhadap individu lain atau kelompok lain.
c)      Rasisme, yaitu sikap yang didasarkan pada kepercayaan bahwa suatu ciri yang dapat diamati dan dianggap diwarisi, seperti warna kulit merupakan tanda perihal interioritas yang membenarkan perlakuan diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciri-ciri tersebut.
d)     Rasialisme, yaitu penerapan sikap diskriminasi terhadap kelompok ras lain. Misalnya, diskriminasi ras yang pernah terjadi di Afrika Selatan.
e)      Stereotip, yaitu citra kaku mengenai suatu rasa tau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Misalnya, stereotip masyarakat Jawa adalah lemah lembut dan lamban dalam melakukan sesuatu. Stereotip tersebut tidak selalu benar karena tidak semua orang Jawa memiliki sifat tersebut.

C.    Pembentukan dan Perubahan Sikap
Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kebudayaan, seperti keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Keluarga mempunyai peranan penting dalam membentuk sikap seseorang. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Akan tetapi, tidak berarti orang yang diam saja tidak bersikap. Ia bersikap juga, hanya bentuknya diam.
1.      Pembentukan Sikap
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan semdirinya atau dengan sembarangan. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi sosial dalam kelompok ataupun diluar kelompok dapat mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru. Interaksi diluar kelompok adalah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia yang sampai kepadanya melalui media komunikasi, seperti surat kabar, radio, televise, buku atau risalah.
2.      Perubahan Sikap
Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial tertentu misalnya, ekonomi, politik, agama, dan sebagainya. Dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau kelompok. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antar individu yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia terhadap objek tertentu atau suatu objek.
Sikap seseorang tidak selamanya tetap., dapat berkembang ketika mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesan. Sikap seseorang dapat dibentuk ataupun diubah melalui beberapa cara antara lain sebagai berikut.
a.       Adopsi
Kejadian dan peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang dan terus-menerus secara bertahap diserap dalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya sikap.
b.      Diferensiasi
Karena adanya perkembangan pengalaman, intelegensi, dan pengalaman, ada hal yang semula dianggap sejenis, kini dianggap tersendiri dan lepas dari jenisnya (yang sudah dikelompokkan terdahulu). Objek tersebut dapat terbentuk pula sikap sendiri.
c.       Integrasi
Pembentukan sikap terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berkaitan dengan satu hal tertentu sehingga terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
d.      Trauma
Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba dan mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
e.       Generalisasi
Pengalaman traumatik yang dialami seseorang pada beberapa hal tertentu dapat menimbulkan sikap negative pada semua hal yang sejenis.
3.      Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sikap
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap, menurut Bimo Walgito adalah sebagai berikut.
a.       Faktor Internal
Faktor internal, yaitu faktor yang terdapat dalam diri manusia. Cara individu menanggapi dunia luarnya bersifat selektif. Hal ini  berarti bahwa sesuatu yang datang dari luar tidak semuanya diterima, tetapi individu mengadakan seleksi untuk menentukan hal-hal yang akan diterima dan hal-hal yang akan ditolak.
Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar disesuaikan dengan motif dan sikap dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatiannya.
b.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah keadaan yang ada diluar diri individu, yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Hal ini dapat terjadi secara langsung, dalam arti adanya hubungan secara langsung, individu dengan individu lainnya atau antara individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Selain itu, juga dapat secara tidak langsung, yaitu dengan perantara alat komunikasi, misalnya media massa, baik elektronik maupun yang nonelektronik. Sheriff mengemukakan bahwa sikap dapat diubah atau dibentuk apabila.
1)      Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antar manusia
2)      Adanya komunikasi (yaitu, hubungan langsung) dari suatu pihak
D.    Konsep Dasar Perilaku Sosial
1.      Pengertian Perilaku Sosial
Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interkasi menusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga sifatnya dapat diamati, digambarkan, dan dicatat oleh orang lain taupun orang yang melakukannya. Sedangkan  sosial adalah keadaan yang di dalamnya terdapat kehadiran orang lain.
Dengan demikian, perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yaitu cara orang berfikir, merasa, dan bertindak karena kehadiran orang lain. Hal ini dapat juga diartikan sebagai sikap membutuhkan orang lain.
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey, perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antarpribadi.
Menurut Baron dan Byrne, perilaku sosial identic dengan reaksi seseorang terhadap orang lain. Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan atau rasa hormat terhadap orang lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan juga bahwa manusia sebagai pelaku dari perilaku tidak dapat hidup tanpa orang lain. Artinya, manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain.
2.      Faktor – Faktor Pembentukan Perilaku Sosial
Beberapa faktor yang sangat terpengaruh dalam pembentukan perilaku sosial adalah faktor kepribadian seseorang faktor lingkungan, dan faktor budaya. Menurut Casare Lombroso, faktor yang mempengaruhi perilaku, yeitu faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosiologis.
Menurut Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia dalam 3 (tiga) kawasan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor ;
a.       Kognitif diukur dari pengetahuan
b.      Afektif diukur dari sikap
c.       Psikomotorik diukur dari keterampilan
Terbentuknya perilaku baru, khususnya pada orang dewasa dapat dijelaskan sebagai berikut.
Diawalai dari kognitif, yaitu individu tahu terlebih dahulu terhadap stimulus berupa objek sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada individu.
Afektif, yaitu timbul respon batin dalam bentuk sikap dari individu terhadap objek yang diketahuinya. Berakhir pada psikomotorik, yaitu objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya yang akhirnya menimbulkan respons berupa tindakan.

E.     Bentuk dan Macam-Macam Perilaku Sosial
1.    Perilaku tertutup dan terbuka
a.    Perilaku tertutup
       Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulu ini masih terbatas pada perhatian, persepsi pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada penerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebabitu, perilaku ini disebut cover behavior.
b.    Perilaku terbuka
       Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu perilau ini disebut over behavior.
2.  Perilaku reflektif dan  non reflektif
a.  Perilaku Reflektif
Perilaku Reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme. Misal reaksi kedip mata bila kena sinar, menarik jari bila kena panas, dan sebagainya. Perilaku reflektif ini terjadi dengan sendirinya secara otomatis tanpa perintah atau kehendak orang yang bersangkutan, sehingga di luar kendali manusia.
b.  Perilaku non Reflektif.
Perilaku non Reflektif Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadarn atau otak.  Proses perilaku ini disebut proses psikologis.






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
         Sikap adalah kesadaran individu untuk bertindak dalam menanggapi objek dan terbentuk berdasarkan pengalaman. Sedangkan Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interkasi menusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga sifatnya dapat diamati, digambarkan, dan dicatat oleh orang lain taupun orang yang melakukannya.

B.     Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.










DAFTAR PUSTAKA

Achmad mudiru, 2016,makalah pola perilaku (pengertian, macam-macam, dan pendekatan teori)” dalam http://mudirulachmad.blogspot.co.id/2016/06/makalah-pola-perilaku-pengertian-macam.html, 19 november 2017, 09:25


Arifin, Bambang Syamsul. 2015. Psikologi Sosial. Bandung: Pustaka Setia

Sears David, dkk.1992. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga




 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar